Bhumi Merapi, Lebih dari Sekadar Agrowisata

926

Yogyakarta tak hanya tentang Malioboro, Kraton atau barisan pantai pasir putih di Gunung Kidul, tetapi juga ada banyak alternatif wisata lainnya. Jika liburan ke Jogja bersama keluarga, ada beberapa objek wisata yang sebaiknya tak dilewatkan untuk didatangi, seperti Taman Pintar, Kebun Binatang Gembira Loka dan Taman Pelangi. Selain itu, masih banyak tempat rekreasi lainnya yang juga nyaman untuk anak, misalnya agrowisata.

Salah satu agrowisata yang membuat saya tertarik untuk berkunjung adalah Bhumi Merapi. Seperti apa tempatnya, dan ada apa saja di sana? Lanjut baca ulasan saya yuk.

Bhumi Merapi terletak di Jalan Kaliurang km 20, Dusun Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasinya sangat mudah ditemukan, karena terletak sejauh 50 meter ke timur belakang Balai Desa Hargobinangun. Agrowisata ini berbatasan langsung dengan Kali Kuning, sehingga lahan tersebut cocok untuk camping, outbond, termasuk makrab. Cukup dengan membayar 20.000 rupiah per-orang, teman-teman sudah bisa menikmati semua area agrowisata di Bhumi Merapi, tetapi khusus wahana berkuda, flying fox dan Gua Ponggolo akan ditarik tiket lagi.

Ada apa saja di Bhumi Merapi?

1. Taman Kelinci

Saat memasuki Taman Kelinci, putri saya, Najla, senang sekali, karena bisa sepuas hati berkejaran dan memberi makan kelinci. Berbagai warna kelinci dapat ditemui, mulai dari yang berbulu putih, coklat, hingga abu-abu. Kelinci-kelinci tersebut menggemaskan dan lincah. Mereka mau makan rumput yang teman-teman beri, dan juga bersedia dielus-elus badannya.

Selain Taman Kelinci, terlihat juga kandang berbagai jenis kelinci hias, baik impor maupun lokal. Beberapa kelinci berbulu sangat tebal seperti kucing anggora. Anakan kelinci hias juga ada di sini, tetapi teman-teman nggak boleh sembarangan memegangnya.Yang menarik, di taman ini juga ada peternakan kelinci pedaging, pengolahan limbah kelinci, dan aplikasi sayuran organik menggunakan fermentasi limbah kelinci.

2. Taman Kambing Perah

Di taman ini terdapat budidaya peternakan kambing peranakan etawa dan saanen. Kandangnya bersih dan terpasang plang kuote-kuote lucu yang membuat pengunjung tak segan-segan untuk berfoto. Begitu melihat kambing, kami refleks mengajak anak-anak untuk memberi makan mereka. Batang pohon beserta daunnya sudah ada di dekat kandang.

Oh ya, anak kambing juga dapat teman-teman temukan di sini. Di area lain, bahkan terdapat kandang khusus kambing yang melahirkan dan menyusui. Oleh karena itu, wisata pemerahan dan pengolahan susu kambing pun tersedia. Pengunjung bisa praktik memerah susu kambing, dan juga memberi minum anak kambing dengan dot. Cukup membayar 5.000 rupiah untuk satu botol susu.

Selain itu, ada juga teknologi pengolahan pakan, pengolahan limbah menjadi pupuk organik dan biogas, serta aplikasi pupuk organik kambing untuk budidaya tanaman jahe dan pisang organik. Ya, kotoran kambingnya memang dikumpulkan dan diolah oleh pemilik Bhumi Merapi.Buat teman-teman yang mau kesini, jangan lupa bertanya soal pengolahan limbah menjadi pupuk organik tadi ya. Teman-teman juga dapat membeli dan mencicipi susu segar, es krim, yogurht dan sirup jahe.

3. Taman Reptil

Di Taman Reptil ini, teman-teman dapat melihat beberapa jenis hewan, antara lain kura-kura, iguana, dan ular sanca. Untuk ular sanca dan penyu boleh dipegang lho.

4. Taman Hidroponik

Taman hidroponiknya luas. Saya melihat berbagai sayuran, buah dan bunga yang bisa dipetik dan dibawa pulang. Tentunya dengan membayar sesuai harga yang dicek di kasir. Area ini penuh tanaman, sangat sejuk dan asri, serta cocok untuk foto-foto.

5. Wahana Berkuda

Yeay, ada wahana berkuda di halaman belakang. Cukup membayar 20.000 rupiah dan pengunjung akan dibawa berkeliling Bhumi Merapi menaiki kuda. Putri saya senang sekali menaiki kuda. Kakak Najla bilang dia berani, walaupun pegangannya di tali kemudi sangat erat. Untung kudanya jalan pelan-pelan, jadi anak lebih rileks.

6. Rumah Hobbit

Rumah Hobbit terdiri dari beberapa bangunan mini mirip tempat tinggal Hobbit di film “The Lord of The Ring”. Para wisatawan biasanya berfoto di depan rumah Hobbit untuk mengabadikan keunikan area ini.

7. Wisata Gua Ponggolo
Saya dan anak-anak tidak masuk ke tempat ini, karena foto di leaflet menggambarkan kondisi gua yang penuh air, sehingga nggak mungkin bawa balita dan bayi kesana. Gua Ponggolo ternyata merupakan situs sejarah. Panjangnya kurang lebih 350 meter dan memang aliran airnya deras, cocok untuk rafting dan caving.

8. Camping Ground

Di camping ground terdapat beberapa pilihan, antara lain kemah sekolah, kemah keluarga, hingga kemah di mobil. Seru sekali ya kalau acara sekolah atau kemah di sini.

9. Outbond Training

Saya sempat menyaksikan anak-anak SD outbond dengan berbagai permainan yang didampingi trainer. Akan ada aktivitas menanam dan menangkap ikan di sungai. Anak-anak juga dapat menaiki flying fox. Selain outbond di lokasi Bhumi Merapi, pengunjung bisa juga mengikuti off road Kali Kuning. Wah, bisa dibayangkan betapa serunya!

10. Playground

Kehadiran play ground menjadi angin segar bagi anak-anak. Ayunan, jungkat-jungkit dan perosotan terhampar di taman dan mengundang untuk dicoba.

Fasilitas Ramah Keluarga

Bila lapar, jangan khawatir, ada Kantin Tempoe Doeloe, dimana menu ayam goreng menjadi andalannya. Saat ke sana, kami makan siang dengan menu tersebut, ditambah hidangan tiga jenis sayur, yaitu sayur lompong, urap, dan sayur tempe. Harga untuk tiga porsi dengan sayur masing-masing semangkuk, minuman es teh dan es jeruk hanya 57.000 rupiah, murah, kan? Selain menu tadi, ada juga mi rebus. Kalau untuk grup, sepertinya ada pilihan paket makan, termasuk camilan, karena saya sempat melihat kacang rebus dan pastel di menu rombongan anak-anak SD.

Selain itu, Teman-teman juga dapat menemukan musala yang lumayan besar di Bhumi Merapi. Pendopo untuk makan dan bersantai, serta toilet yang bersih dan banyak.

Saya merekomendasikan Bhumi Merapi sebagai tempat pengenalan beternak dan berkebun kepada anak-anak. Wisata edukasi ini mengajarkan tentang menjaga alam dan berhubungan baik dengan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. Di Bhumi Merapi, anak-anak juga dapat mempelajari bagaimana limbah diolah. Selamat liburan di Jogja!

Dian Farida Ismyama (Travel Writer dan Blogger di Ismyama)

BERIKAN KOMENTAR

POPULER SEPEKAN

Ada anekdot yang pernah penulis baca, tersebutlah seorang remaja di beri tantangan untuk menghasilkan uang dari sebuah lahan sawah, dengan...

Tahun lalu 2015 adalah tahun pertama saya mulai rutin olah raga berlari. Sebeneranya memilih olah raga lari ini bukan keinginan sendiri,...

Herodotus berusaha memahami apa yang telah terjadi, mengapa hal itu terjadi dan secara eksplisit dia mengenali bahwa untuk memafhumi peristiwa, orang tak perlu melihat kepada mitos-mitos Yunani atau karya-karya Homer.

Bagi orang yang pernah berkecimpung di dunia gerakan, maka kondisi hari ini patut menjadi refleksi bersama, terlebih statement salah satu...

Sebuah bidal menyebutkan, siapa tersentuh cinta maka mendadak ia bisa menjadi penyair. Tak menutup kemunginan juga menjadi seorang fotografer. Lantas apa jadinya jika sajak dan foto dikawinkan? Lukisan Cina kuno membuka jalan penafsiran puisifoto itu.