Travel not to find yourself, but to remember who you’ve been all along.
Film garapan sutradara Rizal Mantovani berjudul The Nekad Traveler sukses menyuguhkan destinasi wisata dari berbagai tempat baik di Indonesia maupun di luar negeri. Berangkat dari buku berjudul serupa karya Trinity, film ini menceritakan perjalanan Trinity (Maudy Ayunda) menyusuri berbagai tempat sekaligus perjuangan kerasnya mewujudkan perjalanan itu.
Bersama teman-temanya, Yasmin (Rachel Amanda), Nina (Anggika Bolsterli) dan Ezra (Babe Cabita), Trinity senang berpetualang ke berbagai tempat, lalu menumpahkan pengalamannya ke dalam sebuah blog. Hobi satunya itu membuat ia sering mengalami kesulitan keuangan dan bermasalah dengan atasan di kantor.
Sementara itu, kedua orangtuanya yang diperankan oleh Cut Mini Theo dan Farhan terus menanyakan kapan ia akan melepas masa lajang. Namun Trinity masih keukeuh menuntaskan sederet rencana dalam bucket list yang harus ia lakoni sebelum lanjut usia, termasuk nongkrong bareng Tompi, artis idolanya.
Pada beberapa perjalanan, diceritakan betapa ambisiusnya Trinity mewujudkan mimpi dalam bucket list. Salah satunya, yang juga cukup menyuguhkan konflik, saat ia dan teman-temannya pergi ke Filipina. Trinity berambisi mengambil paket berlayar, tak peduli keuangan teman-temannya terbatas. Keributan kecil terjadi, yang akhirnya menyadarkan Trinity bahwa bucket list bukanlah segalanya.
Perjalanan mewujudkan mimpi yang ada dalam bucket list jugalah yang mempertemukan Trinity dengan seorang fotografer bernama Paul (Hamish Daud). Laki-laki tampan yang juga memiliki hobi serupa, yaitu travelling. Keduanya saling tertarik, namun memutuskan tak bertukar nomor telepon pada pertemuan pertama itu. Mereka menantang diri, akankah ada pertemuan tak sengaja berikutnya, untuk membuktikan apakah takdir menjodohkan keduanya.
Hmmm…. Menurut saya kemunculan Paul yang cuma sekilas di film ini hanya sekadar pemanis. Romantisme Paul dan Trinity terkesan mengambang.
Jika diperhatikan, film ini banyak menjual lanskap indah (dan menurut saya justru itu daya pikat yang menyelamatkan film ini). Proses pengambilan gambar dilakukan di tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina dan Maladewa. Sang sutradara berhasil membuat penonton mupeng kepingin segera mengepak ransel dan berpetualang seperti Trinity. Rizal juga jago memilih beberapa tempat di Indonesia, disesuaikan dengan pengalaman yang terdapat di buku, yakni Lampung, Makassar, dan Labuan Bajo.
Film ini sarat hiburan dengan adanya Ayu Dewi yang menjadi atasan Trinity dan Babe Cabita. Sebagai bos yang super galak namun kocak, tingkah laku si bos selalu mengundang gelak tawa. Setiap adegan yang melibatkan Ayu, seisi bioskop tertawa terbahak-bahak. Belum lagi karakter yang diperankan Babe Cabita yang polos nan menggelitik. Kalau tak ada mereka, sepertinya film akan terasa membosankan.
Pemilihan Maudy Ayunda dan Hamish Daud cukup menarik, karena di kehidupan nyata mereka juga senang berpetualang. Lewat film ini, Trinity sekaligus juga memberikan tips-tips traveling. Film berdurasi 86 menit ini cocok disaksikan untuk melepas stres seusai beraktivitas. Film ini juga memberikan banyak pelajaran bagi para pelancong yang selama ini mungkin hanya mengejar target pribadi, seperti misalnya terburu-buru posting di media sosial, tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya. (Foto: Tujuh Bintang Sinema)
Novita Permatasari. Alumni LPM EKSPRESI Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini sibuk berpetualang di Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP) sambil melakukan kerja-kerja redaksi di Majalah Femina.