Empat peserta magang memulai kegiatan di program magang investigasi di Tempo, Selasa, 17 Januari 2017. Mereka adalah anggota pers mahasiswa, yaitu Dina Putri Pertiwi dan Robiatul Adawiyah dari Lembaga Pers Mahasiswa Siar, Universitas Negeri Malang, serta Harya Bara Bagaskara dan Gregorius Dimas Bramantyo dari Lembaga Pers Mahasiswa Pasti, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Program ini diadakan oleh Tempo dan Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI). Pemberian materi, diskusi, pelatihan, hingga praktik bersama tim investigasi Tempo akan berlangsung selama sebulan.
Pertemuan pertama diisi dengan materi dari Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Wahyu Dhyatmika, tentang pengantar jurnalisme investigasi. Pembukaan sekaligus perkenalan diadakan pada malam hari. Agung Sedayu, Koordinator FAA PPMI, berharap peserta magang dapat memanfaatkan ilmunya nanti.
Tidak hanya perkenalan, mentor dan alumni pers mahasiswa juga berbagi pengalaman seputar pers mahasiswa. Seperti Irwan Lalegit dan Jhonny Sitorus, alumni Lembaga Pers Mahasiswa Inovasi, Universitas Sam Ratulangi. “Kami sampai ke Jawa untuk mencari percetakan yang murah,” tutur Jhonny.
Selama sebulan, peserta magang akan dibekali pengetahuan dan pelatihan seputar dunia jurnalistik. Misalnya, ada materi tentang perencanaan dan manajemen investigasi dari Philipus Parera, redaktur Tempo yang lama berkecimpung di kompartemen investigasi Tempo.
Para peserta juga akan disajikan materi mengenai jurnalisme digital. Yakni melalui materi multimedia dan media sosial, jurnalisme foto, dan infografis. Pemateri dan pembawa diskusi juga berasal dari alumni PPMI. Seperti diskusi tentang isu penguatan pangan bersama Taufiqul Mujib, isu perempuan dan anak bersama Yekthi Hesti Murti, atau liputan bencana oleh Irwan Lalegit dan masih banyak lagi sesi sharing yang akan memperkaya wawasan mereka.
Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso, mengatakan program ini adalah magang investigasi mahasiswa pertama yang diadakan Tempo. Ide awalnya untuk menggali informasi-informasi di kalangan anak-anak muda. “Ide awalnya sudah agak lama, eksekusinya baru setelah ada tawaran kerja sama dengan FAA PPMI,” kata Budi, Senin, 16 Januari 2017.
Budi menjelaskan para peserta magang akan didampingi mentor. Mereka juga ikut praktik bersama tim peliputan investigasi. Dia berharap setelah program ini, peserta punya keterampilan dalam meliput investigasi dan dapat menggali isu-isu di tempat mereka belajar. Terutama isu-isu di kalangan mahasiswa atau anak muda.
Robiatul Adawiyah, salah satu peserta magang, mengatakan dia mengikuti program ini untuk mendapat pemahaman tentang investigasi. “Menurut saya liputan investigasi menantang dan pasti cara penulisannya mendalam,” tuturnya. (Teks: Rezki Alvionitasari/Foto: Irwan Lalegit)