Sang Penari: Kisah Cinta Seorang Ronggeng

4691
Ilustrasi film Sang Penari

Sang Penari adalah film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah, dirilis pada 10 November 2011. Film berdurasi 111 menit ini terinspirasi dari trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang diterbitkan pada tahun 1982. Sang Penari hadir dari seorang sutradara baru dan dapat memberikan warna dalam dunia film Indonesia.

Film Sang Penari memang dibuat berbeda dengan novelnya. Meskipun demikian, inti cerita novel Ronggeng Dukuh Paruk masih tersampaikan dengan baik dalam film roman sejarah berlatar tahun 1950-an hingga 1960-an ini.

Dibuka dengan adegan seorang pemuda tentara bernama Rasus (Oka Antara) yang datang ke sebuah desa yang agaknya sedang mengalami kekacauan. Rasus bertemu dengan seorang lelaki buta bernama Sakum (Hendro Djarot) dan awal kisah pun dimulai. Dukuh itu bernama Dukuh Paruk, sebuah dukuh yang miskin dan sedang kekurangan pangan. Di sana, masyarakat percaya bahwa seorang ronggeng mampu memberikan kemakmuran bagi warga dukuh.

Namun, suatu pagi terjadilah sebuah tragedi. Orangtua Srintil tanpa sengaja membuat tempe bongkrek beracun. Tempe itu menyebabkan Surti (Happy Salma) sang ronggeng dan warga lainnya meninggal usai memakannya. Orangtua Srintil tidak yakin bahwa tempe buatan mereka beracun, untuk membuktikannya mereka lantas memakan tempe buatan mereka itu. Akibatnya, mereka juga ikut meninggal. Sejak itu Dukuh Paruk murung, tidak lagi ada tarian dan musik, para ronggeng telah tiada.

Srintil (Prisia Nasution) dibesarkan oleh kakeknya. Sejak kecil ia telah mengagumi sosok ronggeng, dan bermimpi untuk menjadi ronggeng. Bagi Srintil, menjadi ronggeng akan merupakan jalan penebusan atas tragedi yang disebabkan oleh orangtuanya.

Kakek Srintil, Sakarya (Landung Simatupang) telah memiliki firasat bahwa Srintil adalah ronggeng Dukuh Paruk selanjutnya. Ia meyakinkan Kertareja (Slamet Rahardjo) bahwa Srintil adalah seorang ronggeng. Awalnya Kertareja menolak untuk percaya hingga berbagai tanda meyakinkannya bahwa Srintil memang seorang ronggeng.

Ketika Srintil menjadi ronggeng, para warga Dukuh Paruk menyambutnya dengan riang gembira. Mereka seolah memiliki daya hidup baru lagi seiring dengan munculnya ronggeng baru. Namun, ada satu orang yang justru sedih dengan pilihan Srintil menjadi ronggeng, ia adalah Rasus kawan dekat Srintil sejak kecil.

Rasus mencintai Srintil, begitu pula sebaliknya, Srintil mencintai Rasus. Saat Srintil menjadi ronggeng, maka Srintil tidak lagi hanya menjadi milik Rasus. Srintil menjadi milik publik, milik lelaki yang bisa membayarnya dengan mahal. Srintil bimbang di persimpangan jalan hidupnya, untuk memilih cintanya pada Rasus atau cintanya pada ronggeng.

Ronggeng adalah kesenian dari Jawa dan Sunda. Lokasi syuting film ini berada di Puwokerto dengan dialek Banyumas yang dapat dibawakan dengan baik oleh para pemainnya. Kehidupan di Dukuh Paruk adalah potret kehidupan Indonesia di masa kelam Indonesia, namun tersajikan dengan begitu puitis.

Dalam film ini, Prisia Nasution berhasil memerankan Srintil dengan sangat natural. Begitu pula dengan Oka Antara yang memerankan Rasus sebagai pemuda polos namun ulet. Adegan tarian dan tembang ronggeng pun turut dihadirkan dalam film ini meskipun porsinya tidak banyak. Sayangnya visualisasi keindahan desa tidak dapat ditemui di film ini. Dalam novel maupun filmnya, tidak disebutkan secara jelas di manakah Dukuh Paruk.

 

Tentang Penulis:

Weka SwastiWeka Swasti. Alumni Lembaga Pers Mahasiswa Himmah, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Saat ini menjadi penulis dan editor lepas.

BERIKAN KOMENTAR

POPULER SEPEKAN

Lembaga Pers Mahasiswa merupakan kekuatan penting untuk menjaga kebebasan akademis di kampus sekaligus memelihara ruang kreativitas dan budaya kritis mahasiswa....

Setiap tanggal 1 Juni, ingatan kita terlintas visual seekor burung garuda bernama Garuda Pancasila, mengenakan perisai di dada yang berisi...

Tahun lalu 2015 adalah tahun pertama saya mulai rutin olah raga berlari. Sebeneranya memilih olah raga lari ini bukan keinginan sendiri,...

Ibu pertiwi Paring boga lan sandhang Kang murakabi Peparing rejeki Manungsa kang bekti Ibu Periwi. Ibu Pertiwi Kang adil luhuring budi Ayo sungkem mring Ibu Pertiwi Lantunan tembang...

Masih ingat perseteruan antara Jambi dan Palembang beberapa waktu lalu? Bagi yang lupa, atau bahkan belum tahu, mari saya ingatkan...